Gaya belajar
Menurut Bobby De Porter ada tiga macam gaya belajar seseorang, yaitu:
1.
Auditory
learner
Auditory learner adalah gaya belajar yang memanfaatkan kemampuan
pendengaran sebagai cara belajar yang disukainya. Biasanya mereka akan
menggunakan lirikan ke kiri, ke kanan, atau mendatar jika berbicara
sedang-sedang saja.
Siswa yang bertipe auditori biasanya akan
mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarnya). Anak
yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Mereka dapat
mencerna makna yang disampaikan melalui tone (suara), pitch (tinggi rendahnya),
kecepatan berbicara, dan hal-hal yang berhubungan dengan pendengaran lainnya.
Sehingga informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak
auditoridaripada dengan mendengarkannya. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal
lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkannya dari audio.
Untuk itu, sebaiknya guru harus menghafalkan siswanya hingga ke alat
pendengarannya.
Beberapa ciri anak auditory learner, antara
lain:
. Berbicara dalam irama yang terpola.
. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara.
. Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik).
. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
. Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
. Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.
. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau
kelas
. Mengenal banyak sekali lagu/iklan TV, dan bahkan dapat menirukannya secara
tepat dan komplit.
. Suka berbicara.
. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
. Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
. Biasanya ia pembaca yang fasih.
. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual.
. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.
. Penampilan rapi.
. Mudah terganggu oleh keributan.
. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
dengan gaya belajar auditori adalah:
. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia
untuk mendengarkannya sebelum tidur.
. Ajak anak untuk berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di
dalam keluarga.
2. Visual
learner
Visual learner adalah gaya belajar yang lebih banyak
memanfaatkan penglihatan. Biasanya anak dengan gaya belajar ini akan
menggunakan lirikan ke atas jika berbicara dan berbicara dengan cepat. Bagi
siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah
penglihatan (visual). Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat
bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka
cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir
menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan
menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran
bergambar, dan video. Di salam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai
detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Beberapa karakterisitik sisiwa dengsn gaya
belajar visual learner adalah:
. Senantiasa
melihat bibir guru yang sedang mengajar.
. Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan, biasanya
anak ini akan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak.
.
Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk
mengekspresikan/mengganti sebuah kata) saat mengungkapkan sesuatu.
. Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang
menyukai untuk mendengarkan orang lain.
.
Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang
diberikan secara lisan.
.
Lebih menyukai peragaan dari pada penjelasan
lisan.
. Biasanya anak semacam ini dapat duduk tenang di tengah
situasi yang ribut tanpa merasa terganggu.
. Bicara agak cepat.
. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi.
. Tidak mudah terganggu oleh keributan.
. Mengingat yang dilihat daripada yang didengar.
. Lebih suka membaca daripada dibacakan.
. Pembaca cepat dan tekun.
. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi
tidak pandai memilih kata-kata.
. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato.
. Lebih suka musik daripada seni.
. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal
kecuali jika ditulis dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
Strategi untuk mempermudah proses belajar
anak-anak dengan gaya belajar visual adalah:
. Ajak ank untuk membaca buku-buku berilustrasi.
. Gunakan multimedia seperti komputer dan video.
.
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan
ide-idenya ke dalam gambar.
. Gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan
peta.
.
Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting.
3. Kinesthetic/tactile learner
Kinesthetic/tactile learner adalah seorang anak yang memanfaatkan fisiknya
sebagai alat belajar yang optimal. Biasanya mereka akan melakukan lirikan ke
bawah jika berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetic
akan belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit
untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan
eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui
gerak dan sentuhan.
Beberapa karakteristik siswa dengan gaya
belajar kinestetik adalah:
. Penampilan rapi.
. Tidak
terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
.
Belajar melalui manipulasi dan praktek.
.
Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
. Menyukai permainan yang menyibukkan.
.
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika
mereka memang pernah berada di tempat itu.
. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian
mereka. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
. Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.
.
Sulit untuk berdiam diri.
. Suka mengerjakan segala sesuatu dengan
menggunakan tangan.
.
Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik.
.
Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika
membaca.
. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam
bercerita.
.
Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi
dengan gerakan tubuh saat membaca.
.
Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat
bantu belajar.
. Mempelajari hal-hal yang abstrak (seperti: simbol matematika, peta, dan
seterusnya) adalah hal yang sangat sulit.
. Berbicara perlahan.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
dengan gaya belajar kinestetik adalah:
. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada
saat belajar.
. Gunakan warna terang untuk menggarisbawahi hal-hal yang penting dalam
bacaan.
. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan
musik.
. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya seperti ajak
dia membaca sambil bersepeda atau gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar
konsep baru.