faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan
bercorak hindu-buddha
perkembangan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha cukup
besar, karena dapat mempengaruhi seluruh sektor kehidupan masyarakat Indonesia.
Bahkan, tidak kurang dari 1.000 tahun (400 M-1478 M) pengaruh Hindu-Buddha
dominan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan melalui perkembangan Kerajaan Kutai hingga runtuhnya Kerajaan
Majapahit.
Terdapat
beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya kerajaan-kerajaan yang bercorak
Hindu-Buddha di wilayah Indonesia:
a.
Terdesaknya
kerajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan lebih
kuat.
b.
Tidak
ada peralihan kepemimpinan atau kaderisasi, seperti yang terjadi pada masa
kekuasaan Kerajaan Majapahit.
c.
Berlangsunya
perang saudara yang justru melemahkan kekuasaan kerajaan, seperti yang terjadi
pada kerajaan Syailendra dan Majapahit.
d.
Banyak
daerah yang melepaskan diri akibat lemahnya pengawasan pemerintahan pusat dan
raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka serta tidak terikat
lagi oleh pemerintahan pusat.
e.
Kemunduran
ekonomi dan perdagangan. Akibat kelemahan pemerintah pusat, masalah
perekonomian dan perdagangan diambil alih para pedagang Melayu dan Islam.
f.
Tersiarnya
agama dan budaya Islam, yang dengan mudah diterima para adipati di daerah
pesisir. Hal ini membuat mereka merasa tidak terikat lagi dengan pemerintahan
kerajaan pusat seperti pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit.
Setelah
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha runtuh, seperti Kerajaan Majapahit di daerah
Jawa Timur dan Kerajaan Pajajaran di daerah Jawa Barat, bukan berarti tradisi
Hindu-Buddha juga lenyap. Tradisi Hindu-Buddha masih terus bertahan sesuai
dengan perkembangan zaman. Bahkan pada daerah-daerah yang telah mendapat
pengaruh Islam, tradisi Hindu-Buddha tidak begitu saja menghilang. Misalnya
pada masyarakat Jawa terdapat upacara membawa sesaji ke sawah atau upacara
persembahan kepada penguasa Laut Selatan (Nyi Roro Kidul) dan lain sebagainya.
Sementara itu, tradisi
Hindu-Buddha masih terus bertahan dalam kehidupan masyarakat Bali. Setelah
Kerajaan Hindu Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang pindah ke Pulau
Balidan melanjutkan tradisi kehidupannya di Bali. Dalam kehidupan masyarakat
Bali sering terdengar istilah Wong Majapahit atau
sekelompok masyarakat yang berasal dari Majapahit. Masyarakat Hindu Bali yang
termasuk keturunan Majapahit menduduki tempat yang mayoritas. Sedangkan
masyarakat Bali asli terdesak ke daerah-daerah pegunungan seperti ke daerah
Trunyan, Tenganan (di daerah Bali bagian Timur), Tigawasa, Sembiran (di daerah
Bali Utara).
Bali juga dapat disebut
sebagai museum hidup kebudayaan Hindu di Indonesia. Agama Hindu di Bali disebut
dengan agama Hindu Dharma atau Hindu Bali yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan
animisme dengan Hindu dan Buddha. Roh nenek moyang dipuja oleh anak cucunya
setelah jenazah dibakar (ngaben). Tempat pemujaannya dilakukan di Pura. Sementara
itu, dewa-dewa dalam agama Hindu telah dimanifestasikan sebagai Tuhan Yang Maha
Esa dengan sebutan Sang Hyang Widhi. Dalam penjelmaannya dapat disebut sebagai
Dewa Brahma (pencipta), Dewa Wisnu (pemelihara) dan Dewa Shiwa
(pelebur/perusak). Di samping itu juga dipuja dewa-dewa yang telah disesuaikan
dengan fungsi dan kedudukan dari dewa tersebut seperti Dewi Sri (Dewa padi),
Dewa Agni (dewa api), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Bayu (Dewa Angin) dan lain
sebagainya.
Apabila kita simak,
ternyata perkembangan pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia tidak meliputi
seluruh masyarakat di kepulauan Indonesia. Bahkan dua kerajaan nasional yang
pernah membawa harum nama Indonesia sampai jauh keluar wilayah Indonesia
seperti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, belum dapat mengembangkan pengaruhnya
ke seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh kerajaan Sriwijaya terbatas pada
daerah-daerah di wilayah Indonesia bagian Barat. Sedangkan Kerajaan Majapahit
yang berhasil mempersatukan seluruh wilayah Nusantara, ternyata kekuasaannya
hanya terbatas pada bidang politik yang dibuktikan dengan tunduknya mereka ke
Majapahit. Tetapi Majapahit tidak mrngembangkan pengaruh budaya dan agama Hindu
pada daerah-daerah yang dikuasainya. Sehingga ketika kerajaan Majapahit runtuh,
mereka terus mengembangkan pola hidup seperti pada masa sebelum daerah tersebut
dikuasai Kerajaan Majapahit. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan tradisi
Hindu-Buddha tidak merata di kepulauan Indonesia. Daerah-daerah yang tidak
mendapat pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia antara lainSulawesi,
Kepulauan Maluku, Papua (Irian Jaya), dan Kepulauan Nusa Tenggara Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar