Sabtu, 02 November 2013

penyebab runtuhnya kerajaan hindu-buddha



faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan bercorak hindu-buddha
                    
       perkembangan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha cukup besar, karena dapat mempengaruhi seluruh sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, tidak kurang dari 1.000 tahun (400 M-1478 M) pengaruh Hindu-Buddha dominan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan melalui perkembangan Kerajaan Kutai hingga runtuhnya Kerajaan Majapahit.





Terdapat beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di wilayah Indonesia:
a.    Terdesaknya kerajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan lebih kuat.
b.    Tidak ada peralihan kepemimpinan atau kaderisasi, seperti yang terjadi pada masa kekuasaan Kerajaan Majapahit.
c.    Berlangsunya perang saudara yang justru melemahkan kekuasaan kerajaan, seperti yang terjadi pada kerajaan Syailendra dan Majapahit.
d.    Banyak daerah yang melepaskan diri akibat lemahnya pengawasan pemerintahan pusat dan raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka serta tidak terikat lagi oleh pemerintahan pusat.
e.    Kemunduran ekonomi dan perdagangan. Akibat kelemahan pemerintah pusat, masalah perekonomian dan perdagangan diambil alih para pedagang Melayu dan Islam.
f.    Tersiarnya agama dan budaya Islam, yang dengan mudah diterima para adipati di daerah pesisir. Hal ini membuat mereka merasa tidak terikat lagi dengan pemerintahan kerajaan pusat seperti pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit.







Setelah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha runtuh, seperti Kerajaan Majapahit di daerah Jawa Timur dan Kerajaan Pajajaran di daerah Jawa Barat, bukan berarti tradisi Hindu-Buddha juga lenyap. Tradisi Hindu-Buddha masih terus bertahan sesuai dengan perkembangan zaman. Bahkan pada daerah-daerah yang telah mendapat pengaruh Islam, tradisi Hindu-Buddha tidak begitu saja menghilang. Misalnya pada masyarakat Jawa terdapat upacara membawa sesaji ke sawah atau upacara persembahan kepada penguasa Laut Selatan (Nyi Roro Kidul) dan lain sebagainya.
Sementara itu, tradisi Hindu-Buddha masih terus bertahan dalam kehidupan masyarakat Bali. Setelah Kerajaan Hindu Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang pindah ke Pulau Balidan melanjutkan tradisi kehidupannya di Bali. Dalam kehidupan masyarakat Bali sering terdengar istilah Wong Majapahit  atau sekelompok masyarakat yang berasal dari Majapahit. Masyarakat Hindu Bali yang termasuk keturunan Majapahit menduduki tempat yang mayoritas. Sedangkan masyarakat Bali asli terdesak ke daerah-daerah pegunungan seperti ke daerah Trunyan, Tenganan (di daerah Bali bagian Timur), Tigawasa, Sembiran (di daerah Bali Utara).
Bali juga dapat disebut sebagai museum hidup kebudayaan Hindu di Indonesia. Agama Hindu di Bali disebut dengan agama Hindu Dharma atau Hindu Bali yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan animisme dengan Hindu dan Buddha. Roh nenek moyang dipuja oleh anak cucunya setelah jenazah dibakar (ngaben). Tempat pemujaannya dilakukan di Pura. Sementara itu, dewa-dewa dalam agama Hindu telah dimanifestasikan sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan Sang Hyang Widhi. Dalam penjelmaannya dapat disebut sebagai Dewa Brahma (pencipta), Dewa Wisnu (pemelihara) dan Dewa Shiwa (pelebur/perusak). Di samping itu juga dipuja dewa-dewa yang telah disesuaikan dengan fungsi dan kedudukan dari dewa tersebut seperti Dewi Sri (Dewa padi), Dewa Agni (dewa api), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Bayu (Dewa Angin) dan lain sebagainya.
Apabila kita simak, ternyata perkembangan pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia tidak meliputi seluruh masyarakat di kepulauan Indonesia. Bahkan dua kerajaan nasional yang pernah membawa harum nama Indonesia sampai jauh keluar wilayah Indonesia seperti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, belum dapat mengembangkan pengaruhnya ke seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh kerajaan Sriwijaya terbatas pada daerah-daerah di wilayah Indonesia bagian Barat. Sedangkan Kerajaan Majapahit yang berhasil mempersatukan seluruh wilayah Nusantara, ternyata kekuasaannya hanya terbatas pada bidang politik yang dibuktikan dengan tunduknya mereka ke Majapahit. Tetapi Majapahit tidak mrngembangkan pengaruh budaya dan agama Hindu pada daerah-daerah yang dikuasainya. Sehingga ketika kerajaan Majapahit runtuh, mereka terus mengembangkan pola hidup seperti pada masa sebelum daerah tersebut dikuasai Kerajaan Majapahit. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan tradisi Hindu-Buddha tidak merata di kepulauan Indonesia. Daerah-daerah yang tidak mendapat pengaruh Hindu-Buddha di wilayah Indonesia antara lainSulawesi, Kepulauan Maluku, Papua (Irian Jaya), dan Kepulauan Nusa Tenggara Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template Design By:
SkinCorner